Pendampingan Sablon di Desa Wisata Bumiharjo: Kolaborasi Hangat dari DKV UPN Veteran Jatim dan ISI Yogyakarta
Borobudur, 30 Mei 2024* – Kemarin adalah hari yang penuh dengan semangat dan kebersamaan di Desa Wisata Bumiharjo, Kecamatan Borobudur. Tim Desain Komunikasi Visual (DKV) dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur bersama DKV ISI Yogyakarta melanjutkan pengabdian masyarakat dengan mengadakan pendampingan sablon totebag.
Kegiatan ini diadakan oleh NAwung Studio, yang dibimbing oleh pegiat seni dan sekolah alam, Galuhlarasati. Para dosen dan mahasiswa tidak hanya mengajarkan proses kreatif sablon, tetapi juga melatih jiwa kewirausahaan serta mengaplikasikan ilmu mereka untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat.
Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh Masnuna, M.SN., selaku koordinator program studi, untuk membina kerjasama lebih lanjut dengan menandatangani Memorandum of Agreement (MoA), membuka jalan bagi kolaborasi di bidang perguruan tinggi di masa depan.
Dengan penuh dedikasi, tim dosen Pungky Febi Arifianto, S.Sn., M.Sn., dan Widyasari, ST., MT., mendampingi ibu-ibu penggerak desa wisata dalam membuat totebag yang kreatif dan bernilai jual tinggi. Mereka berperan penting dalam memberikan arahan teknis dan kreatif selama proses pelatihan, memastikan setiap peserta memahami setiap tahap dengan baik.
“Pendampingan ini bukan hanya tentang pelatihan teknis, tetapi juga upaya kami untuk memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan penerapan ilmu desain komunikasi visual,” kata Pungky Febi Arifianto. “Kami berharap apa yang kami ajarkan dapat membantu masyarakat Desa Wisata Bumiharjo mengembangkan produk lokal mereka dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.”
Widyasari menambahkan, “Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan jiwa kewirausahaan yang kuat dan memberikan pemahaman mendalam tentang proses kreatif sablon. Harapan kami adalah peserta dapat memanfaatkan pengetahuan ini untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik produk desa wisata mereka.”
Selama kegiatan, suasana hangat dan antusias terlihat dari para peserta, yang sebagian besar adalah ibu-ibu penggerak desa wisata. “Kami sangat senang dengan pelatihan ini. Selain menambah keterampilan, kami juga jadi lebih percaya diri untuk mengembangkan produk desa kami,” ujar salah satu peserta dengan senyum penuh harap.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, harapannya kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat terus berlanjut dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan desa wisata di Indonesia. Program-program pengabdian seperti ini menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi mereka.